Senin, 24 Mei 2010

Server

Kata ‘server’ seringkali diucapkan oleh pengguna komputer, terutama ketika sedang membicarakan ‘jaringan komputer’ atau ‘internet’. Dalam bahasa Inggris, kata server berasal dari kata serve yang artinya melayani, meladeni, menghidangkan, menyajikan. Sehingga dalam pembicaraan ‘jaringan komputer’ atau ‘internet’, server adalah sebuah komputer (atau sebuah sistem komputer) yang tugasnya melayani komputer-komputer lainnya. Tentu saja, komputer-komputer yang dilayani adalah komputer-komputer yang terhubung dengan server tersebut. Dengan demikian, komputer server dapat berfungsi sebagai:
- Situs intenet atau ilmu pengetahuan
- Penyimpan data atau file, dan membuat data atau file tersebut dapat diambil kembali saat dibutuhkan.
- Mengkoneksikan komputer client ke Internet.
Banyak sekali kaum komputeris yang mencoba mendefinisikan arti kata/istilah server dalam hubungannya dengan komputer. Berikut ini disajikan beberapa definisinya:
- Server adalah sebuah komputer di Internet atau di jaringan lainnya yang menyimpan file dan membuat file tersebut tersedia untuk diambil jika dibutuhkan.
- Server adalah sebuah aplikasi jaringan komputer yang digunakan untuk melayani banyak pengguna dalam satu jaringan.
- Server adalah sebuah sistem komputer yang menyediakan jenis layanan tertentu dalam sebuah jaringan komputer.

Komputer server biasanya memiliki RAM yang besar dan dalam operasionalnya menggunakan sistem operasi khusus, yang disebut sistem operasi jaringan atau network operating system. Server juga menjalankan software administratif yang berguna untuk mengontrol akses ke jaringan, dan mengelola perangkat (sumber daya) yang terdapat di dalamnya, misalnya printer, serta memberikan akses kepada workstation yang menjadi anggota jaringan (workstation yang tersambung ke jaringan).
Kata atau istilah workstation berasal dari bahasa Inggris yang terjemahan bebasnya bermakna stasiun kerja. Dalam bahasan jaringan komputer, istilah workstation biasanya dipakai untuk menyebut komputer (yang dipakai oleh pengguna) yang terhubung ke suatu jaringan. Dalam pengertian yang lain, workstation diartikan sebagai single user komputer yang berdaya penuh yang penggunaannya biasanya ditujukan untuk aplikasi high end graphics dan aplikasi desain tambahan. Disebut juga dengan nama graphics workstation.
Pengertian istilah client-server
Client-server adalah suatu bentuk arsitektur, dimana client adalah perangkat yang menerima yang akan menampilkan dan menjalankan aplikasi (software komputer) dan server adalah perangkat yang menyediakan dan bertindak sebagai pengelola aplikasi, data, dan keamanannya. Server biasanya terhubung dengan client melalui kabel UTP dan sebuah kartu jaringan (network card). Kartu jaringan ini biasanya berupa kartu PCI atau ISA.
Dalam teknologi informasi, client-server merujuk kepada cara mendistribusikan aplikasi ke pihak client dan pihak server. Dalam model client-server, sebuah aplikasi dibagi menjadi dua bagian yang terpisah (tetapi masih dalam sebuah kesatuan) yakni komponen client dan komponen server.
Komponen client dijalankan pada sebuah workstation. Pemakai workstation memasukkan data dengan menggunakan teknologi pemrosesan tertentu, kemudian mengirimkannya ke komponen server, umumnya berupa permintaan layanan tertentu yang dimiliki oleh server. Komponen server akan menerima permintaan layanan tersebut dan langsung memprosesnya serta mengembalikan hasil pemrosesan kepada client. Client pun menerima informasi hasil pemrosesan data tadi dan menampilkannya kepada pemakai dengan menggunakan aplikasi yang digunakan oleh pemakai.
Sebuah contoh dari aplikasi client-server sederhana adalah aplikasi web yang didesain dengan menggunakan Active Server Pages (ASP). Skrip ASP akan dijalankan di dalam web server (Apache atau Internet Information Services), sementara skrip yang berjalan di pihak client akan dijalankan oleh web browser pada komputer client (workstation). Client-server merupakan penyelesaian masalah pada software yang menggunakan database sehingga setiap komputer tidak perlu diinstall database. Dengan metode client-server database dapat diinstal pada komputer server dan aplikasinya diinstal pada client.
Komponen client juga sering disebut sebagai front-end, sementara komponen server disebut sebagai back-end.


by, diataf 2010

core i7

Mikroarsitektur Nehalem merupakan platform desain baru yang memiliki banyak perbedaan dan perubahan-perubahan dari mikroarsitektur Inlel Core. Pelaksanaan overclocking terhadap prosesor berbasis mikroarsitektur Nehalem tentulah memerlukan pendekatan atau prosedur yang sedikit berbeda dari prosesor generasi sebelumnyayang masih berbasis pada mikroarsitektur Inlel Core.
Secara umum overclocking terhadap prosesor yang menggunakan sistem LGA775 dapat dilakukan dengan cara meningkatkan nilai frekuensi busnya. Namun, khusus untuk prosesor Extreme Edition, overclocking juga dapat dilakukan dengan cara meningkatkan nilai multiplier (pengali) frekuensi busnya, karena multiplier ini biasanya tidak dikunci oleh perusahaan pembuatnya (unlocked multiplier). Overclocking terhadap memori juga dapat dilakukan dengan cara meningkatkan nilai frekuensi memorinya. Overclocking terhadap prosesor dilakukan secara terpisah dengan overclocking terhadap memori. Hal ini dapat terjadi karena letak memory controller memang terpisah dari prosesor. Memory controller tersebut berada di dalam chipset northbridge. Itulah sebabnya overclocking keduanya dapat dilakukan secara independen (terpisah).
Teknik overclocking pada prosesor berbasis mikroarsitektur Nehalem, misalnya Intel Core i7 yang menggunakan platform LGA 1366, agak berbeda. Hal ini dikarenakan prosesor tersebut dilengkapi memory controller yang terintegrasi di dalamnya serta seri interface baru (QPI) yang terkoneksi ke chipset (IO Hub). Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa prosesor berbasis mikroarsitektur Nehalem tidak lagi menggunakan bus FSB. Salah satu kunci penting untuk pelaksanaan overclocking terletak pada clock dasar (BCLK) prosesor.
Sebenarnya overclocking mikroprosesor Intel Core i7 dapat dilakukan dengan cara menaikkan BCLK atau multipliernya atau paduan dari keduanya tergantung varian mikroprosesornya.
1.Overclocking mikroprosesor Intel Core i7 Bloomfield
Banyak sekali dilaporkan oleh para pemakai komputer yang menggunakan mikroprosesor Intel Core i7 Bloomfield bahwa prosesor ini dapat dioverclock. Berbagai ulasan mengenai hal ini banyak ditemukan pada media cetak maupun elektronik (internet). Bahkan sebagian dari mereka menduga bahwa multiplier prosesor tersebut tidak ‘dikunci’ (unlock multiplier). Padahal kenyataannya, multiplier prosesor ini benar-benar dikunci oleh Intel.
Walaupun multiplier frekuensi clock mikroprosesor Intel Core i7 920 Bloomfield dikunci, namun, multiplier memori dan northbridge yang terdapat di dalam mikroprosesor tidak dikunci (unlock multiplier). Dengan demikian, overclocking frekuensi mikroprosesor ini dengan cara mengubah nilai multiplier frekuensi clock prosesor, sangat tidak dimungkinkan. Namun, overclocking memori DDR3 dengan cara meningkatkan nilai multiplier memori sampai melebihi nilai standarnya sangat mungkin dilakukan tanpa meningkatkan nilai frekuensi BCLK-nya. Secara resmi telah ditetapkan bahwa spesifikasi standar memori yang kompatibel untuk Intel Core i7 adalah DDR3-800 dan DDR3-1067, namun kenyataannya, mikroprosesor ini mampu mendukung penggunaan memori DDR3 yang memiliki kecepatan lebih tinggi. Seorang pengguna komputer pernah menguji penggunaan memori DDR3-1333, DDR3-1600 dan DDR3-1867 pada unit komputer Intel Core i7 920 Bloomfield, hasilnya menunjukkan sistem komputer tetap mampu berjalan stabil.
Overclocking pada mikroprosesor Intel Core i7 920 dan 940 hanya dapat dilakukan dengan satu cara, yaitu meningkatkan nilai clock dasarnya (BCLK) menjadi lebih besar dari 133 MHz. Patut dicatat bahwa meningkatnya nilai BCLK tersebut secara otomatis akan meningkatkan frekuensi core, memori, dan QPI hingga di atas nilai normalnya. Overclocking bagian core dengan cara meningkatkan nilai multipliernya tidak mungkin dilakukan karena multiplier tersebut dikunci oleh produsennya.
Overclocking pada mikroprosesor Intel Core i7 920 dengan menggunakan motherboard Intel DX58SO Smackover pernah dicoba. Hasil overclocking yang stabil diperoleh pada kisaran nilai overclock 3,5 GHz hingga 4,0 GHz.

1.1.Overclocking Intel Core i7 920 Bloomfield hingga 3,5 GHz
Seorang overclocker mencoba mengoverclock mikroprosesor Intel Core i7 920 Bloomfield (stepping C0) dengan cara meningkatkan nilai BCLKnya, dan mengatur nilai multiplier uncore, DDR3 SDRAM dan QPI lebih rendah dari standar normalnya. Dengan kata lain, mengoverclock BCLK tetapi meng-underclock bagian uncore, DDR3 SDRAM, dan QPI. Voltase core dan uncore tetap dijaga 1,2 Volt yang merupakan nilai standar normalnya. Semua pengaturan nilai ini dilakukan melalui BIOS dengan cara memilih langsung nilai-nilai parameter yang dikendaki. Nilai voltase pada BIOS sengaja tidak diatur Auto, sebab jika dipilih Auto, suatu saat ketika overclocking sedang berlangsung, nilai voltase dapat meningkat secara otomatis diluar kontrol terutama bila sedang mendapat beban kerja yang berat. Pada uji coba ini digunakan motherboard ASUS P6T Deluxe.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, fitur EIST dan Turbo Boost di-disable melalui BIOS dan Multiplier CPU dibiarkan tetap pada nilai standarnya (defaultnya) 20x. Multiplier memori diatur 8x, multiplier uncore diatur 16x (dua kali nilai multiplier memori), dan multiplier QPI diatur 18x, sedangkan frekuensi BCLK diatur 175 MHz. Dengan kriteria pengaturan semacam ini, ternyata sistem komputer menampilkan kinerja yang lebih memuaskan dan tetap stabil. Mikroprosesor Intel Core i7 920 yang standar fekuensi clocknya 2,66 GHz tersebut berubah dan mampu bekerja dengan baik pada frekuensi clock yang jauh lebih tinggi, yaitu 3,50 GHz (20 x 175 MHz). Temperature prosesor selama overclocking berlangsung tidak pernah melebihi 74 oC.
1.2.Overclocking Intel Core i7 920 Bloomfield hingga 3,8 GHz
Uji coba terhadap mikroprosesor Intel Core i7 920 Bloomfield yang di-overclock hingga 3,8 GHz dalam keadaan tetap menggunakan motherboard ASUS P6T Deluxe dan memasangkan pendingin (HSF) aslinya, ternyata masih mampu menampilkan kinerja yang tetap stabil selama overclocking berlangsung. Overclocking dilakukan dengan cara meningkatkan frekuensi BCLK hingga 190 MHz, meningkatkan voltase CPU (VCore) dari nilai standarnya 1,2 Volt menjadi 1,35 Volt, voltase uncore ditingkatkan menjadi 1,35 Volt dan voltase CPU PLL diatur menjadi 1,88 Volt. Pengaturan nilai-nilai tersebut dilakukan melalui BIOS seperti disajikan pada gambar berikut.

Dengan kriteria seperti ini temperature CPU selama overclocking berlangsung tidak melebihi 84 oC, masih jauh dari nilai ambang kritisnya, yaitu 100 oC.
Pada uji coba ini dapatlah diketahui bahwa mikroprosesor Intel Core i7 920 stepping C0 dalam kondisi tetap menggunakan HSF aslinya, dapat dioverclock hingga mencapai 3,8 GHz, yang bermakna frekuensi clocknya meningkat 40% lebih tinggi dari frekuensi standarnya tanpa mengakibatkan gangguan kestabilan sistem komputer. Kenaikan temperatur prosesor tidak begitu berarti.
Hasil overclocking dapat lebih baik jika diikuti peningkatan voltase core, QPI, memori, uncore dan lainnya. Jika voltase-voltase tersebut dinaikkan, jenis HSF (pendingin prosesor) yang digunakan harus diperhitungkan. Bila HSF tersebut tidak mampu menjaga temperatur prosesor agar tidak melebihi 100 oC, sebaiknya diganti dengan sistem pendingin yang lebih baik kualitas pendinginannya, karena jika temperatur prosesor melebihi ambang batas kritisnya (melebihi 100 oC) dapat menurunkan kinerja prosesor.
2.Overclocking mikroprosesor Intel Core i7 Extreme Edition Bloomfield XE
Teknik overclocking mikroprosesor Intel Core i7 965XE (Intel Core i7 965 Extreme Edition Bloomfield XE) agak berbeda dengan mikroprosesor Intel Core i7 Bloomfield. Mikroprosesor Intel Core i7 965XE ini dapat dioverclock dengan beberapa cara, yaitu:
• Meningkatkan nilai multipliernya, karena multiplier ini tidak dikunci oleh produsennya (unlock multiplier). Tampaknya mikroprosesor Intel Core i7 965XE sengaja disediakan untuk para overclocker dan enthusiast komputer yang menghendaki performa tinggi dan senang melakukan kegiatan overclocking.
• Meningkatkan nilai clock dasarnya (BLCK) menjadi lebih besar dari 133 MHz seperti cara overclocking pada mikroprosesor Intel Core i7 Bloomfield.
• Kombinasi dari cara pertama dan kedua, yaitu sekaligus meningkatkan nilai multipliernya dan meningkatkan nilai clock dasarnya.
Overclocking mikroprosesor Intel Core i7 965 Extreme Edition Bloomfield XE, yang dipasang pada motherboard Intel DX58SO Smackover, dengan menggunakan cara paduan dari peningkatkan multiplier frekuensi clock hingga 30x dan peningkatan nilai BLCK sebesar 140 MHz, dengan dukungan voltase core (VCore) sebesar 1,4 Volt, menampakkan hasil yang cukup bagus dan stabil bila sistem pendingin yang digunakan cukup memadai (misalnya menggunakan pendingin cair Thermalright Ultra Extreme 1366 CPU Cooler. Paduan dari kedua angka tersebut menghasilkan nilai frekuensi clock prosesor sebesar 4200 MHz, cukup jauh dari standar normalnya yang hanya 3200 MHz (3,2 GHz).
3.Batas toleransi voltase dan temperatur untuk keperluan overclocking
Meningkatkan voltase (overvolting) komponen tertentu menjadi suatu bagian yang tak terpisahkan dan seringkali diperlukan untuk mendukung keberhasilan upaya-upaya overclocking. Dahulu, Ketika seseorang berupaya meng-overclock prosesor yang masih menggunakan sistem LGA775, selalu diikuti upaya untuk meningkatkan voltase core (nilai Vcore), voltase memori, voltase bus prosesor dan voltase chipset. Pengaturan nilai voltase bagian-bagian tersebut hingga melebihi nilai nominal atau nilai standarnya kerapkali mampu meningkatkan kemampuan overclocking suatu sistem komputer. Tindakan selanjutnya yang biasa dilakukan oleh seorang overclocker profesional adalah mengganti sistem pendingin komponen-komponen tadi dengan pendingin yang lebih bagus dan berkualitas tinggi. Patut dicatat di sini bahwa peningkatan voltase komponen-komponen semikonduktor di atas nilai normalnya dapat mengakibatkan peningkatan panas yang dihasilkan oleh komponen semikonduktor tadi. Bila keadaan semacam ini dibiarkan, dapat mengakibatkan kerusakan komponen atau memperpendek usia (umur pakai) komponen.
Upaya yang sama, yaitu upaya meningkatkan voltase komponen-komponen tadi juga diperlukan jika meng-overclock mikroprosesor Intel Core i7. Karena mikroprosesor Intel Core i7 memiliki struktur atau arsitektur yang berbeda, maka cara pengaturan voltasenyapun juga sedikit berbeda. Terdapat empat voltase yang harus diatur jika meng-overclock mikroprosesor Intel Core i7. Keempat voltase tersebut antara lain:
• Voltase core prosesor (Vcore)
Besar nilai standar Vcore kususnya bergantung pada model atau spesifikasi prosesor. Prosesor dengan spesifikasi yang berbeda, seringkali nila VCore standarnya juga berbeda walaupun tidak selalu demikian, juntru seringkali sama. Nilai VCore standar untuk mikroprosesor Intel Core i7 biasanya adalah 1,2 Volt, kemungkinan bisa diatur sampai maksimum 1,55 Volt. Peningkatan voltase sampai 1,55 Volt ini harus diikuti penggunaan sistem pendingin yang bagus, misalnya menggunakan sistem water cooling.
• Voltase Uncore dari controller QPI dan L3 Cache.
Besar nilai default voltasenya adalah 1,2 Volt. Terdapat kemungkinan voltase ini masih dapat ditingkatkan sampai 1,35 Volt tanpa mengakibatkan kerusakan pada prosesor.
• Voltase memori.
Peningkatan voltase memori tampaknya secara langsung tidak mempengaruhi kerja CPU, tetapi mempengaruhi kerja memori atau kemampuan overclocking DDR3 SDRAM serta mempengaruhi kerja memory controller. Intel memberikan peringatan agar tidak meningkatkan voltase memori ini melebihi batas 1,65 Volt karena dapat mengakibatkan kerusakan permanen pada prosesor. Dengan kata lain, pengaturan nilai maksimum untuk voltase memori adalah 1,65 Volt.
• Voltase CPU PLL (PLL = Phase Locked Loop)
Pengaturan nilai voltase CPU PLL ini sangat penting untuk mendukung keberhasilan proses overclocking Mikroprosesor Intel Core i7. Nilai standar (default)-nya adalah 1,8 Volt. Intel masing memperkenankan meningkatkan voltase ini hingga 1,88 Volt, karena pada voltase sebesar ini resiko kerusakan prosesor sangat kecil (bahkan dapat dikatakan tanpa membawa resiko kerusakan pada prosesor).
Seperti telah diketahui bahwa overvolting (peningkatan voltase) pada komponen dapat meningkatkan temperatur komponen yang bersangkutan. Oleh karena itu, bila meng-overclock mikroprosesor Intel Core i7, sebaiknya monitoring terhadap temperatur prosesor tetap terus dilakukan. Temperatur maksimum yang diperkenankan untuk mikroprosesor Intel Core i7 sebesar 100 oC. Jika temperatur melebihi nilai tersebut, secara otomatis prosesor akan menurunkan nilai multiplier core hingga 12x. Mekanisme ini berguna untuk menghindari timbulnya panas yang berlebihan yang dapat merusak prosesor. Fitur tersebut sebagai bentuk proteksi prosesor dari bahaya kerusakan akibat overheating (panas yang berlebihan).

Pengertian Cache Memory

Cache memory adalah memory berukuran kecil berkecepatan tinggi yang berfungsi untuk menyimpan sementara instruksi dan/atau data (informasi) yang diperlukan oleh prosesor. Boleh dikatakan bahwa cache memory ini adalah memory internal prosesor. Cache memory ini berbasis SRAM yang secara fisik berukuran kecil dan kapasitas tampung datanya juga kecil atau sedikit. Pada saat ini, cache memory ada 3 jenis, yaitu L1 cache, L2 cache, dan L3 cache.
Letak cache memory
L1 cache terintegrasi dengan chip prosesor, artinya letak L1 cache sudah menyatu dengan chip prosesor (berada di dalam keping prosesor). Sedangkan letak L2 cache, ada yang menyatu dengan chip prosesor, ada pula yang terletak di luar chip prosesor, yaitu di motherboard dekat dengan posisi dudukan prosesor. Pada era prosesor intel 80486 atau sebelumnya, letak L2 cache kebanyakan berada di luar chip prosesor. Chip cache terpisah dari prosesor, berdiri mandiri dekat chip prosesor. Sejak era prosesor Intel Pentium, letak L2 cache ini sudah terintegrasi dengan chip prosesor (menyatu dengan keping prosesor). Posisi L2 cache selalu terletak antara L1 cache dengan memori utama (RAM). Sedangkan L3 cache belum diimplementasikan secara umum pada semua jenis prosesor. Hanya prosesor-prosesor tertentu yang memiliki L3 cache.
Cache memory yang letaknya terpisah dengan prosesor disebut cache memory non integrated atau diskrit (diskrit artinya putus atau terpisah). Cache memory yang letaknya menyatu dengan prosesor disebut cache memory integrated, on-chip, atau on-die (integrated artinya bersatu/menyatu/ tergabung, on-chip artinya ada pada chip).
L1 cache (Level 1 cache) disebut pula dengan istilah primary cache, first cache, atau level one cache. L2 cache disebut dengan istilah secondary cache, second level cache, atau level two cache.

Kecepatan cache memory
Transfer data dari L1 cache ke prosesor terjadi paling cepat dibandingkan L2 cache maupun L3 cache (bila ada). Kecepatannya mendekati kecepatan register. L1 cache ini dikunci pada kecepatan yang sama pada prosesor. Secara fisik L1 cache tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. L1 cache adalah lokasi pertama yang diakses oleh prosesor ketika mencari pasokan data. Kapasitas simpan datanya paling kecil, antara puluhan hingga ribuan byte tergantung jenis prosesor. Pada beberapa jenis prosesor pentium kapasitasnya 16 KB yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu 8 KB untuk menyimpan instruksi, dan 8 KB untuk menyimpan data.
Transfer data tercepat kedua setelah L1 cache adalah L2 cache. Prosesor dapat mengambil data dari cache L2 yang terintegrasi (on-chip) lebih cepat dari pada cache L2 yang tidak terintegrasi. Kapasitas simpan datanya lebih besar dibandingkan L1 cache, antara ratusan ribu byte hingga jutaan byte, ada yang 128 KB, 256 KB, 512 KB, 1 MB, 2 MB, bahkan 8 MB, tergantung jenis prosesornya. Kapasitas simpan data untuk L3 cache lebih besar lagi, bisa ratusan juta byte (ratusan mega byte).
Prioritas penyimpanan dan pengambilan data
Dalam mekanisme kerjanya, data yang akan diproses oleh prosesor, pertama kali dicari di L1 cache, bila tidak ada maka akan diambil dari L2 cache, kemudian dicari di L3 cache (bila ada). Jika tetap tidak ada, maka akan dicari di memori utama. Pengambilan data di L2 cache hanya dilakukan bila di L1 cahe tidak ada.
Lebih jelasnya proses baca tulis data yang dilakukan oleh prosesor ke memori utama dapat dijelaskan sebagai berikut:
Ketika data dibaca/ditulis di memori utama (RAM) oleh prosesor, salinan data beserta address-nya (yang diambil/ditulis di memori utama) disimpan juga di cache. Sewaktu prosesor memerlukan kembali data tersebut, prosesor akan mencari ke cache, tidak perlu lagi mencari di memori utama.
Jika isi cache penuh, data yang paling lama akan dibuang dan digantikan oleh data yang baru diproses oleh prosesor. Proses ini dapat menghemat waktu dalam proses mengakses data yang sama, dibandingkan jika prosesor berulang-ulang harus mencari data ke memori utama.
Secara logika, kapasitas cache memory yang lebih besar dapat membantu memperbaiki kinerja prosesor, setidak-tidaknya mempersingkat waktu yang diperlukan dalam proses mengakses data.

Jumat, 14 Mei 2010

MEMBUAT STYLE TETESAN AIR


Tutorial Photoshop kali ini akan kita gunakan untuk mempelajari cara membuat sebuah style yang bisa dipakai untuk memberi efek tetesan air. Efek ini dibuat sebagai style agar dengan mudah bisa kita terapkan lagi pada gambar-gambar yang lain. Style merupakan sebuah fasilitas pada photoshop untuk menerapkan satu set kumpulan efek pada Layer style.

Langkah membuat efek tetesan air dengan Photoshop

Langkah 1
Bukalah sebuah foto yang akan diberi efek tetesan air. Pada tutorial kali ini saya gunakan sebuah file punya windows yang namanya Blue hills ( biasanya ada di My Documents \ My Pictures ).


Langkah 2
pada file tersebut, buatlah sebuah seleksi dengan tool seleksi, misalnya Eliptical marque tool atau yang lain. Pada contoh tutorial kali ini, saya buat sebuah seleksi dengan bentuk oval (elips). Seleksinya tidak usah besar-besar, kecil aja.


Langkah 3
Setelah seleksinya jadi, buat sebuah LAYER BARU. Dengan cara mengeklik icon New Layer di palet layer. Seperti gambar ilustrasi di bawah ini.


Langkah 4
Isi layer baru tadi dengan warna hitam seukuran seleksi tadi. Caranya dengan memilih menu Edit > Fill. Pada bagian Use pilihlah black.


Langkah 5
HIlangkan seleksinya, lakukan dengan memilih menu Select > Deselect

Langkah 6
Pada palet layer, aturlah agar fill opacity menjadi minimal.


Langkah 7
Pilih menu Layer > Layer style > Dropshadow
Buatlah pengaturannya seperti gambar dibawah ini. Jangan klik OK-nya dulu.


Langkah 8
Masih pada kotak dialog layer style, pilihlah Inner Shadow. Buat pengaturannya seperti dibawah ini. Jangan klik Ok dulu, (Tanya: emang kenapa sih jangan diklik dulu: Jawab: rahasia donk.. )


Langkah 9
Masih bertahan di kotak dialog layer style, pilihlah Inner Glow, lakukan seperti gambar dibawah ini.


Langkah 10
Pilih Bevel and Emboss, masih di kotak dialog layer style ini juga. Atur pengaturannya seperti gambar dibawah ini.


Langkah 11
Sekarang efek-efek ini akan kita simpan. Caranya dengan memilih mengeklik tombol New Style.


Kemudian saat muncul kotak dialog New Style, isikanlah nama yang Anda inginkan, misalnya dalam tutorial ini saya beri nama Tetesan Air, kemudian klik OK.

Setelah ini, silahkan diklik OK pada kotak dialog Layer Style (sebenarnya sejak langkah 7 – 9, bisa juga langsung di OK, namun akan lebih mudah jika baru sekarang ngeklik OK-nya).

Sekarang kita sudah mempunyai sebuah layer style yang siang digunakan untuk membuat efek tetesan air.

Untuk mencoba style ini, pada foto yang kita olah tadi, buatlah seleksi seperti dibawah ini. Seleksi ini dibuat dengan eliptical marque (sama seperti langkah ke-2). Namun jumlahnya kita buat banyak (pastikan Anda sambil menekan tombol Shift saat membuat seleksi ini).


Lakukan lagi langkah 3, 4, dan 5.

Setelah itu klik icon style Tetesan Air yang ada pada palet style.


Berikut ini gambar yang sudah kita beri efek tetesan air dengan Style-nya Photoshop.


Selamat mencoba dan berkreasi dengan Photoshop. Pada post tutorial berikutnya kita akan belajar cara menerapkan efek ini pada sebuah tulisan.